29 March 2011

Kembali Menjadi Wakil Rakyat Yang Amanah



Sebuah tanya bergayut di benak anak-anak bangsa, benarkah kami masih memiliki wakil-wakil yang amanah di Senayan?
Yang bagai kekasih rakyat setia mengawal dan merasa menjadi bagian penting dari hati rakyat yang paling dalam.

Lalu kemudian kita dibentur-benturkan dengan banyak kenyataan yang menyebabkan patah hati. Adegan-adegan di berbagai media yang mempertunjukkan perilaku tak semestinya para anggota dewan makin sering mencengangkan.

Ketika baru-baru ini tersebar luas wacana kode etik anggota DPR yang dilarang mengunjungi pelacuran dan perjudian, publik kembali diperhadapkan dengan isu yang tidak cerdas. Di gedung gagah Senayan itu banyak hal penting perlu dibahas, perlu diangkat dan kritikal dan menyangkut kemaslahatan rakya banyak, mengapa meributkan soal kode etik yang sudah pasti secara logika sudah pasti tidak mungkin dilakukan (baca : secara terbuka).

Perilaku melempar isu tidak cerdas akhir-akhir ini makin mekar di kalangan wakil rakyat. Sebelumnya kita dibuat patah hati dengan pengusiran KPK dari Senayan dan kini kode etik yang hanya akan menimbulkan pro-kontra tak penting di tengah masyarakat.

Sungguh memprihatinkan ketika para wakil rankyat yang kita harapkan menjadi bagian penting dari edukasi mencerdaskan bangsa justru menjadi pihak yang mengangkat gagasan atau isu yang hanya akan menimbulkan sensasi dan kesensitifan yang tidak perlu di tengah masyarakat.

Mengapa ? Karena masyarakat kita adalah masyarakat yang masih sangat peka dengan hal-hal yang menyangkut penghakiman moral, soal hitam-putihnya seseorang, segolongan orang atau institusi. Dan pengangkatan gagasan yang menyangkut kode etik anggota DPR soal “bepergian” ke tempat-tempat yang dianggap maksiat itu cepat tersebar dan menjadi konsumsi tak cerdas di tengah-tengah masyarakat, karena lalu masyarakat “dimanjakan” dengan isu yang tidak mencerahkan, yang malah memperkeruh keadaan dimana keadaan sosial, politik dan yang terpenting ekonomi sedang semakin tidak ramah saat ini.
Sangat tidak elok dan tidak bijak.

Kita semua berharap memilik wakil rakyat yang bisa kita cintai dengan sepenuh hati dan jiwa, bukan yang selalu menimbulkan efek patah hati dan keresahan bahkan keraguan dan skeptisme.

Kita berharap dapat menaruh banyak harapan besar di pundak para wakil rakyat untuk hal yang bisa memajukan, mencerdaskan dan mencerahkan kondisi bangsa yang sedang demam ini, dan menyehatkannya butuh semangat dan dukungan semua pihak terutama pihak-pihak yang telah diberi kepercayaan untuk menjadi wakil rakyat dan para penyelenggara negara.

Mari kembali menjadi amanah dan dicintai, itu harapan terbesar bangsa ini.


Keteranga foto :
1. Dari ecchan.wordpress.com
2. Dari Kompassiana.com

Agama Seorang Perempuan

Petang tak lagi sama saat saya meninggalkan sebuah café di bilangan Thamrim beberapa hari lalu. Bertemu dan berbincang dengan seorang perempuan peraih mimpi, demikian lalu saya menggambarkannya, benar-benar membuat hidup saya berubah dari titik sejak saya menemukannya.

Namanya Kuncup, perempuan yang usianya hampir menyentuh empat puluh, ibu tunggal dua orang anak perempuan. Saya menemukannya di sebuah situs pertemanan. Beberapa kawan menyebutnya penyair maya. Kenyataannya saya tak hanya menemukan puisi-puisinya tapi juga beberapa tulisan lain yang menarik dan tak biasa. Belakangan saya juga tahu ia juga aktivis independen pemerhati masalah perempuan dan hak asasi manusia, sesekali diundang menjadi pembicara tamu di seminar-seminar motivasi dan bersama beberapa kawan penyairnya sudah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi.

Pertemuan dengan Kuncup sungguh sebuah kebetulan yang saya syukuri tiap detiknya. Saya menjadi semakin percaya bahwa tak ada setitik kejadian dalam hidup ini terjadi tanpa sebuah maksud. Hanya karena membaca Twitter’nya yang memuat soal keberadaannya di mal yang sama saat saya juga berada di tempat yang sama lalu kami memutuskan untuk bertemu. Sesederhana itu. Jadi ini untuk pertama kalinya saya bertemu dengannya.
Kopi darat biasa, dibuka dengan basa-basi biasa, dan saya menangkap ketidaknyamanan di matanya dan teringat bahwa di kolom “tentang saya” ia menulis : tidak suka berbasa-basi.
Matanya baru bersinar-sinar riang saya bertanya tentang anak-anaknya, dia bercerita panjang lebar dengan gembira. Terhenti mendadak saat saya bertanya apa ia tidak ingin menikah lagi, karena di beberapa percakapan sebelumnya di dunia maya, Kuncup, perempuan yang sebenarnya saya yakin secara fisik disukai kaum pria, menyatakan memilih untuk tidak menikah lagi.
“Saya ingin memusatkan hidup saya pada anak-anak yang masih kecil dan pada orang-orang yang memerlukan inspirasi utuk bisa melanjutkan hidupnya dengan berani”

Oh!

Tiba-tiba saya merasa berhadapan dengan perempuan yang tidak biasa. Tiba-tiba saya ingin menggali apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya. Tiba-tiba saya jatuh hati padanya. Sepotong jawaban yang membuat saya jeda.

Kuncup lalu bercerita tentang mengapa ia perlu menggerakkan orang lain untuk berani menghadapi hidup dan mensyukuri setiap masalah yang menghampiri hidup. Dari ceritanya itu saya kemudian tahu, dia pernah berada di titik nadir, pernah tidak merasa manusia. Hancur yang tak lagi berkeping-keping tapi mendebu. Didera sakit fisik dam psikis yang oleh akal sehat harusnya sudah membuatnya mangkat sejak lama. Saya kaget luar biasa ditabrak kenyataan bahwa perempuan Kuncup, dengan segala kiprahnya adalah pengidap bipolar disorder*) yang mungkin akan seumur hidup harus mengonsumsi obat-obat penyetabil mood karena setahu saya pengidap BP harus berjuang dua atau tiga kali lebih keras dari pada orang-orang biasa untuk bisa hidup normal, dan untuk perempuan Kuncup, hati saya luruh mengingat kiprahnya dimana-mana bukan kiprah biasa, kiprahnya adalah kiprah dengan cara sederhana namun dengan tujuan besar yang memuliakan hidup sesamanya.

Di ujung percakapan saya berucap, “Sang Maha sangat mencintaimu apapun yang kamu yakini…”

Perempuan Kuncup menunduk dan dengan berkaca-kaca ia berkata lirih, “Agama saya adalah Saya Hanya Merasa Bahwa Segala Sesuatu Ada Yang Mengatur dan Menggerakkan, Dan Saya Sangat Berharap Yang Saya Lakukan Saat Ini Dihitung Sebagai Tabungan Yang Akan Memudahkan Hidup Anak-anak Saya Kelak……..”

*) bipolar disorder : kekurangan psikis yang membuat pengidapnya berubah mood secara drastic (maniak & depresi), di periode maniak seorang kreator akan menghasilkan banyak ide &karya, di periode ini penderita BP bisa tidak makan dan tidur berhari-hari tanpa merasa lelah. Sebaliknya di periode “low” penderita BP akan merasa depresi yang bisa jadi tanpa pemicu. Merasa nothing dan tak bersemanagt, merasa sedih berlebihan dan tertekan.

22 March 2011

Wikileaks Kian Seksi dan Membuat Sensi


Wikileaks kian menjadi tren topik seksi. Tidak sedikit pihak yang menggunakan bocoran dari Wikileaks sebagai alat politik yang bisa menyedot perhatian sangat luas namun tentu menjadi momok menjengkelkan bagi pihak yang namanya diseret-seret dan terlibat.

Jumat pagi 10 Maret 2011 publik di Indonesia heboh, lagi-lagi Wikileaks, sebuah situs yang menerbitkan dokumen-dokumen rahasia, membuat gempar. Kali ini Presiden SBY sasaran tembaknya. Bocoran Wikileaks tersebuat dimuat menjadi berita utama dua koran terkemuka di Autralia, The Age yang memasang judul “Yudhoyono Abused Power : Cables accuse Indonesian President of Corruption” dan The Sidney Morning Herald dengan judul “Corruption Allegations Against Yudhoyono”. Intinya kedua koran tersebut memuat tudingan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi oleh Presiden SBY. TB Silalahi yang disebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab memberi informasi pada diplomat asing langsung membantah keras, menyebutkan bahwa laporan tersebut tak masuk akal bahkan menyebutnya sebagai hal yang ngawur. Salah satu laporan tersebut juga memuat bagian yang disebutkan sebagai klarifikasi rahasia mengenai penyalahgunaan kekuasaan sebagai presiden untuk memata-matai lawan-lawan politiknya dengan menggunakan Badan Intelejen Negara.


Bocoran Wikileaks yang dikutip kedua harian tersebut memuat beberapa hal :

-Presiden SBY pada Desember 2004 memerintahkan Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus Hendarman Supanji untuk menghentikan penyidikan kasus korupsi yang melibatkan Taufiq Kiemas, suami mantan presiden Megawati;

-Ibu Ani Yudhoyono yang dituduh memanfaatkan jabatan politiknya untuk memperolah keuntungan secara materi;

-Pengintaian secara terhadap Yusril Ihza Mahendra atas perintah SBY lewat Kepala BIN waktu itu Syamsir Siregar;

-Soal kurangnya dukungan politik terhadap SBY meskipun menjadi pemenang mutlak pada pemilihan presiden yang lalu;

-Jusuf Kalla yang telah menerapkan politik uang dalam jumlah besar untuk bisa memenangkan pemilihan Ketua Umum Golkar pada tahun 2004


Kepada media taufik Kiemas mengaku tidak tahu-menahu apa yang dimaksud dengan kasus korupsi yang diangkat dalam laporan tersebut sementara Jusuf Kalla meski membenarkan telah mengeluarkan uang untuk kepentingan kampanyenya namun tentang besarannya tidak sesuai dan sebanyak seperti yang telah disebutkan dalam bocoran Wikileaks.

Tentang salah satu laporan tersebut di atas yang diklaim didapatkan dari komunikasi kawat para diplomat Amerika, dari sebuah blog berita “Blog Populer” diangkat klarifikasi dan pernyataan Kedutaan Besar AS mengenai dugaan penyebaran kawat diplomatik tersebut.
Disebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS tidak mengomentari materi, termasuk dokumen rahasia, yang mungkin telah bocor. Tetapi, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Amerika Serikat sangat menyesalkan pembocoran informasi apapun yang dimaksudkan sebagai rahasia, termasuk pembicaraan pribadi antara rekan sejawat atau penilaian dan observasi pribadi dari para diplomat. Kebijakan luar negeri resmi AS tidak ditetapkan melalui pesan-pesan kawat, tetapi di Washington.
Pernyataan tersebut juga mengungkapan informasi rahasia yang tidak sah oleh Wikileaks berimplikasi pada kerjasama antara negara-negara karena potensi dampaknya yang tinggi. AS mengutuk pembocoran yang tidak sah tersebut dan melakukakn segala tindakan untuk mencegah pelanggaran keamanan di masa datang.
Namun dalam pernyataan tersebut pihak kedutaan tidak dapat berbicara tentang keaslian dokumen yang tersebar di media, tetapi dapat berbicara praktik penulisan kawat di komunitas diplomatik yang pada dasarnya, laporan lapangan ke Washington adalah apa adanya dan masih merupakan informasi mentah. Diakui laporan tersebut masih prematur dan umumnya belum lengkap serta belum dibuktikan kebenarannya. Laporan tersebut bukan ekspresi kebijakan, juga tidak selalu dijadikan keputusan kebijakan akhir. Dokumen-dokumen tersebut tidak bisa dilihat secara berdiri sendiri atau mewakili kebijakan AS.
Bahwa penerbitan laporan seperti ini sangat tidak bertanggung jawab dan pihak Kedubes AS menyatakan penyesalan yang sangat dalam kepada Presiden Yudhoyono dan Rakyat Indonesia.

Tak hanya pihak Kedubes AS, para pembantu presiden juga ramai-ramai memberi tanggapan yang pada umumnya membantah.
Di hari yang sama dengan terbitnya kedua koran tersebut, melalui juru bicara presiden Jumat lalu, Julian Aldrin Pasha, SBY menilai namanya telah dicemarkan.
Pengamat dan akademisi politik dan komunikasi lewat berbagai media selain memberi komentar juga mendorong Presiden SBY untuk segera memberi pernyataan terbuka yang benderang untuk menjawab secara langsung persoalan ini ketimbang membiarkan klarifikasi dengan suara beragam dari para pembantunya yang dinilai bersikap terlalu reaktif.

Setelah ditunggu-tunggu, Senin, 14 Maret sebelum memimpin rapat kabinet di Istana Bogor Jawa Barat, Presiden SBY memberikan pernyataan resminya.
Meskipun tidak menyebutkan cara apa yang akan ditempuh untuk memdapatkan keadilan, Presiden SBY menghimbau agar semua pihak tidak perlu terus ikut dalam kegaduhan soal Wikileaks karena masih banyak hal lebih penting yang harus dilakukan. SBY juga tidak ingin terlalu reaktif dan emosional dan berpesan pada para menteri untuk tetap berkonsentrasi pada pekerjaan mereka masing-masing dalam menjalankan berbagai kebijakan dan program pemerintah yang telah ditetapkan meskipun suasana politik lokal maupun internasional dinilainya sedang sangat tinggi.

"Percayalah saya mempertanggungjawabkan apa yang saya lakukan. Insya Allah saya akan tetap menjaga integritas karena itulah tugas saya sebagai pemimpin negeri ini," Demikian pernyataan SBY.