27 January 2011

Mendung

Mendung tak akan pernah benar-benar kelam
tanpa bayang luka yang memantul dari matamu,
Di tiap irisannya dustaku terbaca

20 January 2011

Untuk Gayus & Denny, Peliharaan Tuan


Peliharaan Tuan!





apa kau tahu Tuan

hari ini aku terburu-buru

setelah menanak nasi dan bikin sambel terasi

tanpa cabai yang harganya sulit aku capai

berlari-lari kecil demi mengejar waktu yang tak pernah membatu

menjemput si sulung yang oleh sekolah bermutu perlu diuji

demi jenjang yang lebih tinggi dan prestasi



apa kau tahu Tuan

aku menunggu digigit cemas

berharap kalap pada matematika dan bahasa Indonesia akan ramah padanya

berharap formulir pendaftaran yang seharga berpuluh kilo beras akan ramah pada kami

berharap segala mujizat pengajaran sederhana yang aku usahakan akan berhasil mewah

karena harga bimbingan belajar sebanding dengan uang pangkal kuliah di daerah



apa kau tahu Tuan

si sulung keluar dengan wajah bangga

"Mama, aku bisa semuanya!”

dan lelah menunggu itu lenyap seketika, tak ada bekasnya



apa kau tahu Tuan

kami para orang tua lalu dikumpulkan

kertas-kertas yang entah apa dibagikan

kegembiraan yang menari-nari membuatku kehilangan waspada



apa kau tahu Tuan

itu daftar harga masuk sekolah bermutu!

yang membuat aku mengerdil di titik nadir



aku mendekap erat-erat anakku

untuk pertama kalinya tak ada kata-kata yang membuatku layak jadi seorang ibu



apa kau tahu Tuan

lalu aku teringat Gayus dan Denny

transkrip-transkrip dan pengakuan-pengakuan

dan bantah-membantah antara keduanya



apa kau tahu Tuan

peliharaan-peliharaanmu membuatku dan banyak rakyat patah hati

merasa gagal memberi yang terbaik bagi anak-anak kami

ketika setiap rupiah tetap membuatmu begitu Indonesia

sementara setiap rupiah yang kami keluarkan,

makin membuat kami terusir dari rasa menjadi manusia






Jakarta, 19 Januari 2011