19 August 2009

Korupsi & Puisi

Suatu Saat, Aku, Kau dan Bekasbekas Kekasihmu



aku sungguh bersalut berahi tanahku
hasrat menyatu sepenuh peluh
menarikan liukliuk ganda bertelanjang dada
sedikit pagutan liar di semakmu yang berbunga resah
atas tanah yang memanas diperas penyandang cukai haram

kau sungguh masih perkasa
meski selesainya kita takut bayibayi tak makan

sungguh kasih, aku ingin membelamu
tapi tegartegar kau merasa bisa berdiri

pembela bagimu adalah permulaan membungkam
bagaimana mungkin katamu,
menyanyikan lagumu dengan bibir seorang kekasih?

-bercinta denganmu sungguh yang terbaik
meski kau begitu sunyi-

benakmu sibuk menyusun pecahanpecahan hidup
yang berserak di rumah bekasbekas kekasih
juga di lumbunglumbung mereka
menitip rindu di pintupintu itu

"bagaimanapun aku pernah dicintai", katamu

sedangkan aku hanya kekasih muda dan miskin
yang kelak kau tahu
akan memilih jalanku
tetap miskin bersamamu
atau kaya dari merampasmu






Jakarta, 1 Agustus 2009

1 comment:

  1. Puisi2 di blog ini membidik wanita dari sisi seorang wanita..
    nampaknya diksi2nya begitu rasional...say terbius

    ReplyDelete