hujan deras sekali di luar
jatuh dengan suara kuat-kuat
namun tidak pernah akan sederas hujan yang jatuh banyak-banyak dari mataku ketika aku jujurkan mulutku untuk mengaku bahwa aku tak mesti memiliki sebuah alasan untuk mencintaimu
jakarta, 27 Januari 2009
(penyakit menular yg aku tak ingin sembuh, thank's to Joe n Fay!)
27 January 2009
16 January 2009
Aku Ingin
Aku Ingin
Saturday, January 17, 2009 at 10:07am | Edit Note | Delete
Aku ingin menyulam bambu menjadi sebuah syal,
agar saat kupakai, kepalaku dapat tegak ketika membalas tatapmu.
Aku ingin merajut rotan menjadi hati,
agar isinya tegar ketika kau tak lagi ingin menatapku.
Lion JT 021 Denpasar-Jakarta
16 Januari 2009
Saturday, January 17, 2009 at 10:07am | Edit Note | Delete
Aku ingin menyulam bambu menjadi sebuah syal,
agar saat kupakai, kepalaku dapat tegak ketika membalas tatapmu.
Aku ingin merajut rotan menjadi hati,
agar isinya tegar ketika kau tak lagi ingin menatapku.
Aku ingin menjahit jiwaku pada jiwamu,
Lion JT 021 Denpasar-Jakarta
16 Januari 2009
Menemukanmu
Menemukanmu
Friday, January 16, 2009 at 1:57pm
tempat melafal kicau,
yang rantingnya dipenuhi embun yang jatuh muda menemui daunnya)
Seperti seorang penari yang menerima selendang pertamanya
(yang warnanya putih gading,
sehingga tak takut terlalu cepat menjadi tak putih lagi,
atau tak terlalu takut cepat menjadi coklat)
dan bila menemukanmu harus tidak aku umpamakan sebagai sebuah 'seperti',
maka 'menemukanmu' adalah kata cinta terbaik hari ini.
Friday, January 16, 2009 at 1:57pm
Aku menemukanmu seperti seekor burung yang menemukan dahannya
tempat melafal kicau,
yang rantingnya dipenuhi embun yang jatuh muda menemui daunnya)
Seperti seorang penari yang menerima selendang pertamanya
(yang warnanya putih gading,
sehingga tak takut terlalu cepat menjadi tak putih lagi,
atau tak terlalu takut cepat menjadi coklat)
dan bila menemukanmu harus tidak aku umpamakan sebagai sebuah 'seperti',
maka 'menemukanmu' adalah kata cinta terbaik hari ini.
15 January 2009
Dentum
Dentum
Dentum Pertama,
Kuasmakan keterkejutanku pada bumi
Pada rumah paman dan bibiku yang terhentak
Di dentum kedua,
Kuasmakan keherananku pada udara
pada rumah-rumah suci yang bergetar
Di dentum ketiga,
Kuasmakan kebesaranMU
Pada RUMAHMU,
yang kuketuk dengan lolon pilu para manula
para orang tua
remaja-remaja
anak-anak
balita-balita
bayi-bayi
Di dentum ke-empat
Adalah suara debam gerbangMU,
yang KAU tutup bagi mereka yang telah mengirim kami kemari
Dentum Pertama,
Kuasmakan keterkejutanku pada bumi
Pada rumah paman dan bibiku yang terhentak
Di dentum kedua,
Kuasmakan keherananku pada udara
pada rumah-rumah suci yang bergetar
Di dentum ketiga,
Kuasmakan kebesaranMU
Pada RUMAHMU,
yang kuketuk dengan lolon pilu para manula
para orang tua
remaja-remaja
anak-anak
balita-balita
bayi-bayi
Di dentum ke-empat
Adalah suara debam gerbangMU,
yang KAU tutup bagi mereka yang telah mengirim kami kemari
10 January 2009
Bagimu, Baginya Dan Bagiku
bagimu, meski aneh untukku,
baginya, meski aku jengah mendengarnya,
adalah sinar hidup yang berpendar & pecah menjadi sinar-sinar kecil bewarna-warni dan mengeliri setiapmu
bagiku, meski keduanya yang darimu dan darinya adalah bersinar, tetap membutuhkan ruang gelap untuk bisa melihatnya
Jakarta, 10 Januari 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)