Apa
yang setiap orang tua perlu tahu tentang pedofil:
Anda
telah membaca banyak berita kekerasan seksual terhadap anak-anak Masalahnya di sini adalah bahwa kita tidak
dapat benar-benar tahu siapa yang mungkin menjadi predator.
Definisi
Hukum :
Pedofilia: obsesi terhadap anak-anak sebagai objek
seks. Tindakannya termasuk mengambil gambar dan merekam aktifitas seksual (bersama)
anak, menganiaya secara seksual dan memperlihatkan alat kelamin.
Para
pedofil bisa siapa saja - tua atau muda , kaya atau miskin , berpendidikan atau
tidak berpendidikan , non - profesional atau profesional, dan ras apapun.
Namun,
pedofil sering menunjukkan karakteristik yang sama , tetapi ini hanyalah
indikator dan tidak boleh diasumsikan bahwa individu dengan karakteristik ini
adalah pedofil .
Pengetahuan tentang karakteristik ini ditambah dengan uraian perilaku khususnya
dapat digunakan sebagai peringatan bahwa seseorang mungkin seorang pedofil .
Penyidik
kejahatan mandiri, Charles Montaldo menyusun informasi berikut:
Karakteristik
Pedofil:
- Seringkali pedofil adalah laki-laki
dan lebih dari 30 tahun .
- Lajang dan hanya memiliki sedikit teman
dalam kelompok usianya .
- Jika menikah pun, hubungan dengan
pasangannya lebih sebagai "pendamping " dan tanpa hubungan seksual.
- Sering berpindah kerja atau beralih
profesi akibat diberhentikan karena catatn ksering meminta ijin atau bolos
dengan alasan tidak jelas. Seringnya berpindah tempat kerja ini juga sangat
mungkin karena perbuatan kriminal yang telah diketahui atau pernah ditetapkan
sebagai tersangka.
Pedofil
berperilaku dan berktifitas seperti anak-anak:
- Ia lebih tertarik beraktifitas dan
bermain dengan anak-anak dibanding dengan teman dewasanya
- Dia akan selalu mengambarkan anak-anak
sebagai sosok polos dan tak mungkin berbuat salah, sosok surgawi, sosok ilahi, sangat
murni dan suci, dan gambaran lain yang tidak tepat dan berlebihan.
- Dia memiliki hobi yang seperti anak kecil
seperti mengumpulkan mainanan terbaru yang sedang tren, memelihara reptil atau
hewan peliharaan eksotis, atau koleksi pesawat-pesawatan, mobil-mobilan dan
sebagainya.
Pedofil
lebih cenderung suka pada anak-anak yang memasuki/menjelang masa pubertas:
- Target para pedofil sering pada anak usia
tertentu. Beberapa lebih suka anak-anak berusia lebih muda, beberapa lebih tua.
- Seringkali di lingkungannya, ia
memiliki ruang khusus yang didekorasi menarik seperti kesukaan anak-anak target
mangsa, dan ini diharapkan akan menarik perhatian calon korban yang usianya
memang usia membutuhkan perhatian atau senang mencari perhatian.
- Banyak pedofil biasanya lebih memilih
anak-anak dekat berusia menjelang pubertas tapi tidak berpengalaman secara seksual, namun ingin tahu tentang seks.
Para
pedofil bekerja di lingkungan sekitar anak-anak :
Pedofil
akan sering memilih profesi atau dalam posisi yang melibatkan kontak sering
dengan anak-anak. Jika tidak bekerja formal, ia akan menempatkan dirinya dalam
posisi untuk melakukan pekerjaan sukarela dengan anak-anak, seringkali dalam
kapasitas yang gerak mengamati lebih leluasa seperti pelatih/instruktur
olahraga atau guru les (posisi dipercaya baik anak maupun orang tua) atau
posisi di mana ia memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan anak
tanpa pengawasan .
Sasaran
para pedofil:
Anak-anak
yang cenderung pemalu, cacat, dan anak-anak yang suka menyendiri, atau mereka
yang datang dari keluarga bermasalah atau dari penampungan khusus. Pedofil akan
menghujani mereka dengan perhatian, hadiah, mengajak anak-anak ke tempat-tempat
yang diinginkan seperti taman hiburan, kebun binatang, konser idola, pantai dan
tempat-tempat lain seperti itu .
Pedofil
memanfaatkan kepolosan anak:
Para
pedofil terampil manipulasi dan menerapkan kemampuan manipulatif
itu terhadap anak-anak bermasalah dengan
terlebih dahulu menjadi teman mereka. Pedofil membangun harga diri anak dengan
memberi kebutuhan jiwanya. Mereka bisa mampu dan matang menjadi sangat menarik dengan
memenuhi kebutuhan anak untuk didengar dan dipahami. Ini diperlukan untuk
membangun kepercayaan anak target korban. Selanjutnya melibatkan anak-anak ke
interaksi bernuansa seksual seperti mengajak menonton bersama film porno atau
melihat-lihat gambar porno, memegang-megang anggota badan korban atau meminta
korban memegang anggota badan si pedofil, dan lain-lain. Mereka juga berani menawarkan
dan membujuk korban mengonsumsi alkohol atau obat-obatan untuk menghambat
kemampuan anak-anak untuk melawan dan mengingat peristiwa yang terjadi
Stockholm
Syndrome :
Bukan
hal yang wajar bagi anak-anak untuk menumbuhkan perasaan pada predatornya dan
tunduk terhadap hasrat pemangsa, serta menerima perlakuan pemangsanya terus-menerus.
Anak-anak yang dalam cengkraman pemangsanya mengembangkan penilaian tidak tepat
tentang baik dan buruk. Banyak dari mereka membenarkan perilaku buruk penjahat,
bersimpati dan menjadi sangat menguntungkan pemangsanya. Hal ini sering
dibandingkan dengan Stockholm Syndrome – suatu gejala kejiwaan ketika korban
menjadi melekat secara emosional kepada penculik mereka .
Orang
tua tunggal:
Pada
banyak kasus, pedofil mendekati para orang tua tunggal dalam rangka untuk
mendekati anak-anak mereka . Begitu berada di lingkar dalam, mereka memiliki
banyak kesempatan untuk memanipulasi anak - menggunakan rasa bersalah, takut,
dan cinta untuk membingungkan anak. Jika orang tua anak bekerja, pedofil jadi
memiliki waktu pribadi yang dibutuhkan untuk mendekati dan memanfaatkan anak.
Berjuang
Kembali :
Para
pedofil bekerja keras mengintai target mereka dan dengan sabar melakukan segala
hal untuk mengembangkan hubungan dengan anak-anak. Biasanya, pedofil tidak
melakukan tindakan tercelanya pada banyak korban dalam waktu dekat. Banyak dari
mereka percaya bahwa apa yang mereka lakukan tidak salah dan bahwa berhubungan
seks dengan seorang anak sebenarnya "sehat" bagi si anak .
Hampir
semua pedofil memiliki koleksi berkonten pornografi yang mereka sembunyikan
dengan segala cara. Banyak dari mereka juga mengumpulkan "souvenir"
dari para korban. Mereka jarang membuang koleksi mereka untuk alasan apapun .
Salah
satu faktor yang bisa melawan pedofila adalah bahwa pada akhirnya anak-anak
akan bertumbuh dan mengingat peristiwa yang terjadi . Seringkali pedofil tidak
dibawa ke proses hukum hingga membuat korban marah karenanya dan ingin
melindungi anak-anak lain dari konsekuensi yang sama. Ini bentuk perlawanan
yang paling umum pada para penyintas.
izin share mbak
ReplyDeleteSilakan...
ReplyDeleteIbu helga, saya share ya, thanks..
ReplyDelete