Suatu Saat, Aku, Kau dan Bekasbekas Kekasihmu
aku sungguh bersalut berahi tanahku
hasrat menyatu sepenuh peluh
menarikan liukliuk ganda bertelanjang dada
sedikit pagutan liar di semakmu yang berbunga resah
atas tanah yang memanas diperas penyandang cukai haram
kau sungguh masih perkasa
meski selesainya kita takut bayibayi tak makan
sungguh kasih, aku ingin membelamu
tapi tegartegar kau merasa bisa berdiri
pembela bagimu adalah permulaan membungkam
bagaimana mungkin katamu,
menyanyikan lagumu dengan bibir seorang kekasih?
-bercinta denganmu sungguh yang terbaik
meski kau begitu sunyi-
benakmu sibuk menyusun pecahanpecahan hidup
yang berserak di rumah bekasbekas kekasih
juga di lumbunglumbung mereka
menitip rindu di pintupintu itu
"bagaimanapun aku pernah dicintai", katamu
sedangkan aku hanya kekasih muda dan miskin
yang kelak kau tahu
akan memilih jalanku
tetap miskin bersamamu
atau kaya dari merampasmu
Jakarta, 1 Agustus 2009
Puisi2 di blog ini membidik wanita dari sisi seorang wanita..
ReplyDeletenampaknya diksi2nya begitu rasional...say terbius