19 August 2009

Korupsi & Puisi

Suatu Saat, Aku, Kau dan Bekasbekas Kekasihmu



aku sungguh bersalut berahi tanahku
hasrat menyatu sepenuh peluh
menarikan liukliuk ganda bertelanjang dada
sedikit pagutan liar di semakmu yang berbunga resah
atas tanah yang memanas diperas penyandang cukai haram

kau sungguh masih perkasa
meski selesainya kita takut bayibayi tak makan

sungguh kasih, aku ingin membelamu
tapi tegartegar kau merasa bisa berdiri

pembela bagimu adalah permulaan membungkam
bagaimana mungkin katamu,
menyanyikan lagumu dengan bibir seorang kekasih?

-bercinta denganmu sungguh yang terbaik
meski kau begitu sunyi-

benakmu sibuk menyusun pecahanpecahan hidup
yang berserak di rumah bekasbekas kekasih
juga di lumbunglumbung mereka
menitip rindu di pintupintu itu

"bagaimanapun aku pernah dicintai", katamu

sedangkan aku hanya kekasih muda dan miskin
yang kelak kau tahu
akan memilih jalanku
tetap miskin bersamamu
atau kaya dari merampasmu






Jakarta, 1 Agustus 2009

17 August 2009

Agama Perempuan

perempuan setengah baya telanjang mengamati perutnya di cermin
ada gurat-gurat bekas hamil besar di perutnya
ada lemak-lemak mengelompok di sana
ada pusar yang tak lagi berada di tempatnya
dan stiker tubuh elok perempuan muda di sudut kiri atas cermin

tempatnya berkaca kini
juga tempat suami dan anak sulungnya masturbasi

mereka pernah berurusan dengan perutnya
yang satu menari di atas perutnya
yang satu menggeliat di dalam perutnya

tak begitu penting lagi
kepentingannya telah dibeli selembar surat kawin



Jakarta, 17 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan

Ini saat aku mesti merundukkan hati dalam-dalam
Menjamah hadirMU di sana
Yang kerap kusunyikan

Ini waktu aku merendahkan kepala segaris lutut yang bertelut
Mengikat cintaMU erat-erat



Jakarta, 17 Agustus 2009

13 August 2009

Bangsat!

gambar dari yudhi.dagdigdug.com

hai rayap
kasian sekali kau
tak tahukah uang lebih mudah kau gerogoti dari pada kayu
yang kau rusak hanya meja menulisku
tidak hasratku untuk tetap menyumpahi kalian dan para bangsat

para bangsat yang telah lebih dulu menggagahi ibu pertiwi dengan kontark-kontrak tanah yang membuat parmin petani penggarap beranak lima tak lagi mampu menyuapkan nasi pada anak-anaknya

para bangsat yang telah membuat andini kehabisan nafas setalah melahirkan si ragil karena rumah sakit-rumah sakit sudah melacurkan diri pada merek internasional

para bangsat yang telah membangun tembok-tembok dengan menyingkirkan rumah mati mbah jupri yang sudah tiga tahun iurannya tak pernah dibayar lagi

para bangsat yang menyumpahi pelacur-pelacur tapi memperlakukan istrinya lebih murah dari para pelacur, yang merasa telah membeli tubuh dan pikiran mereka dengan kwitansi bermerek buku nikah

para bangsat yang sibuk membayar utang pada rentenir negeri dengan bekerja lebih keras mencuri hak rakyat miskin demi kursi-kursimu yang telah empuk dengan sumpahan kami

bangsat!
aku sungguh bangsat yang terlalu peduli!





August 13rd, 2009
dedicated to my great women here!